Rabu, 28 Desember 2011

Pemikir atau Pengkhayal?


Hayo pilih yang mana? Ha? Ga ada sama sekali? Bohong. Kalo aku sih dua-duanya. Dasar Rakus. Tapi itulah diriku. Kalo ga lagi mikir ya pasti lagi ngayal atau ngelamun. Segala hal aku lamunkan sendiri. Dan seperti biasa isi kepalaku itu cuma penuh hal-hal keputus-asaan. (Kapan mau berubah nih?). Segala hal disini ya segalanya. Dari hal sepele yang dibikin ribet sampe hal ribet yang dibuat sepele semua pernah menjajah otakku yang sempit ini.

Dari sebuah film bahkan menerangkan bahwa otak yang jarang dipakai maka akan menurunkan kemampuan otak dalam bekerja, terus bisa keserang alzeimer. (Naudzubillah). Disarankan harus sering bermain yang menggunakan otak agar bekerja, Sudoku misalnya. Tapi yang aku lamunkan ga kalah kok sama permainan Sudoku, menurut aku. Soalnya aku bisa memikirkan lebih dari 10 macam masalah dalam otakku, masalahnya tentu masalahku sendiri. Gila, hebatkan aku. Yahh, imbasnya sama kalo kita main game tapi ga bisa naik ke next level. Otakku juga gitu. Kalo aku belum mendapatkan atau diberi pemecahan masalah ya otakku akan menjerit dan jika otak sudah menjerit waspada sindrom yang kuberi nama sindrom S. (Bukan dari kata Sinting yey). Gejala dari sindrom S ini adalah: stage 1, bicara mulai melantur jauh sampai setinggi langit. Stage 2, diam mendadak, hal ini terjadi sangat tiba-tiba sampai jangkrik aja ga jadi bunyi. (Lebay, Lebaaay). Pada stage 2 akan terjadi efek samping yang keluar, yaitu tibul aura yang bikin bulu kuduk meremang, auranya seperti memasang palang “STOP:maju satu langkah,lu mati tanpa jadi mayat” (Nah loh) disekelilingnya. Stage 3 itu adalah puncaknya, otak akan mati mendadak dan akan mengeluarkan jeritan kenceng dan terjadilah pertunjukan drama queen. Hehe, bercanda.

Oh ya, dari dulu mamaku aja suka ejek-ejek aku suka ngayal. Lha gimana ga. Aku kalo lagi ngayal ketahuan banget. Soalnya bentuk mukaku jadi ga ada bagus-bagusnya. Haha. Pernah disuatu kejadian aku dan adikku masih kecil. Kami asyik bermain, tiba-tiba mamaku terpeleset di tangga. (Perhatian: tangga hanya 3 biji). Secara otomatis adikku turun ke bawah dan nolongin mamaku. Terus aku? Sibuk mikir. Ya Allah, mama kenapa jatuh? Apa salah mama? Kenapa ga aku aja yang jatuh?. Terus mamaku bilang “Epi ini liat mamanya jatuh bukannya ditolongin malah ngelamun”. Gubrakk. Aku seperti jatuh dari kasur yang tinggi. Lagian ngapain coba aku malah sibuk mengkhayal waktu mama kita sendiri kesakitan. Dasar Aneh.

Antara pemikir dan pengkhayal menurut aku cuma beda tipis. Awalnya kamu pasti akan memikirkan suatu hal, tetapi kerja otakmu ga akan berhenti sampai disitu saja. Otak dianugerahi agar bisa mengembangkan sebuah ingatan, maka itu timbul lah khayalan. Ada yang salah dengan menjadi seorang pemikir atau pengkhayal? (Jelas salah kalo kasusnya sama kayak aku vs mamaku itu). Menurut aku tidak salah. Banyak kok seorang ahli dan penemu juga kerjanya hanya berkhayal.

Soal apa yang paling sering aku pikirkan? Aku paling sering bertanya tentang kemampuan atau kualifikasi yang aku punya. Sampai sekarang aku belum berhasil mengeksplor yang satu itu. Ga mungkinkan aku bercuap-cuap bahwa kelebihanku adalah mengkhayal? Aku pernah memenangkan beberapa lomba mengarang waktu SD. Apa aku berbakat menulis? Tidak juga. Aku aja ga tau kenapa aku yang dipilih mewakili sekolah waktu itu. Pertanyaan yang sampe sekarang jadi misteri buat aku. Hihi.

Aku melakukan banyak hal menggunakan panca inderaku. Aku bisa menulis laporanku (dengan tangan) sambil menonton tv (dengan mata), mendengarkan mp3 dengan headset dari laptopku (dengan telinga) dan bahkan aku ikut bernyanyi sesuai lagunya (dengan mulut). Hebat kan? Haha. Waktu aku belajar menjelang ujian, mp3 tetap harus nyala, soalnya ga enak banget waktu otakmu tiba-tiba kosong melarikan diri dari ilmu eksak terus tak ada suara musik yang masuk telinga. Dulu semester 1 malah tv yang harus nyala (tidak untuk ditiru), alhasil aku ngulang beberapa mata kuliah. (Uang melayang percuma).

Selain hal-hal itu aku paling suka berkhayal jika diriku bukan aku. Lebih sering sih aku berkhayal kalo aku nih seorang selebritis, superstar gitu deh. Catat: aku ga pernah punya keinginan jadi selebritis. Tapi aku ya suka aja ngayal jadi selebritis. Haha.

Kadang aku berpikir sih. Bahwa hanya memikirkan saja tanpa ada tindakan itu hal yang sia-sia. Hanya mengkhayal dan menunggu rejeki khayalan itu jatuh ke kita itu bodoh. Terus jika sudah terhantam oleh kenyataan yang sebenarnya, ya seperti didorong jatuh dari surge menuju ke neraka.

Dalam sebuah film dokumenter tentang Musa. Filmnya sih dibuat oleh bangsa barat, jadi ada detail-detail yang sebenarnya tidak seperti yang umat islam meyakininya misalnya ada pengisi suara Voice of God. Hellow, Allah Yang Maha Segalanya tidak berbicara dalam sura laki-laki seperti itu. Please deh. Yahh pokoknya ada di salah satu adegan itu Musa bercerita. (Kalo ga salah ingat ya kalimatnya)

“Kala itu ada seorang yang tunduk pasrah pada Tuhan. Dia berkata Tuhan akan membuka jalan bagi siapapun umatnya. Namun tiba-tiba ada banjir yang datang ke daerahnya. Datang seseorang memperingatkannya untuk mengungsi. Tapi dia cuma berkata “Tidak, aku akan menunggu pertolongan dari Tuhan. Tuhan akan membuka jalan bagi umatnya”. Lalu air sudah naik hingga ke pinggang, kemudian ada seseorang yang menaiki unta datang padanya mengajaknya naik bersama dan pergi dari tempat itu. Tapi dia menolak dan mengatakan hal yang sama. Air akhirnya naik sampai atap rumah, ketika itu datang seseorang menggunakan perahu dan mengajaknya naik ke perahunya. Dia pun tetap menolak sama kerasnya. Akhirnya dia mati tenggelam. Saat di alam yang berbeda, dia bertemu Tuhan dan marah kepadanya. “Tuhan mengapa engkau tidak mau memberi pertolongan buatku? Padahal engkau telah berjanji”. Lalu Tuhan menjawab “Aku telah mengutus sang pejalan kaki, seseorang dengan unta, dan seseorang dengan perahu untuk menyelamatkanmu. Lalu apa lagi yang kau tunggu?”.”

Intinya: mimpi dan khayalan itu memang menyenangkan. Tetapi jika semakin tinggi mimpi itu akan semakin sakit bila terjatuh. Mimpi itu akan lebih istimewa jika dibarengi dengan usaha dan tindakan.

Sincerely.
^.^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar