Jumat, 30 Desember 2011

Kakakku Sayang, Kakakku Malang


Aku anak sulung. Terus bagaimana aku bisa punya kakak? Ya bisa aja. Banyak kakak kelas dan kakak tingkat yang dapat dipilih jadi kakak-kakakmu. Tapi menemukan yang nyambung denganmu itu baru kesulitannya. Di antara beberapa kakak kelas yang aku kenal dulu ada satu yang sangat dekat dengan aku dulu. Mengapa “dulu”? Yap, cuma “dulu”.

Pertama kali kenal yaitu sewaktu aku masuk organisasi sekolah. Dia teman dari temanku, dan ternyata teman juga dari kakak kelas yang aku suka. Catat: suka-sukaan. (Namanya juga anak gadis). Ya udah demi kakak yang aku suka aku rela ngebagi rahasia kecil aku itu ke kakak itu. Sebenarnya bikin malu aja ngasih tau kakak tingkat bahwa aku suka dengan temannya. Well, what ever.

Singkat kata. Aku tidak berhasil dekat dengan kakak yang aku suka. Aku malah dekat dengan kakak kelasku itu. Aku kira pada awalnya kakak kelasku itu dekatnya dengan temanku. Tapi mereka ternyata jarang berhubungan. Yahh, kakak itu anaknya asik. Diajak gokil asyik, diajak serius asyik, diajak marah asyik, diajak manyun juga asyik, diajak jogged juga asyik (Haeh, yang ini fitnah kok). Pokoknya dia bisa tau harus bersikap apa dengan sifatku yang kekanak-kanakan. Dia tau aku, aku tau dia. Dia ngerti aku, tapi aku ga ngerti dia. (Haha, ini nih egois). Aku pacaran, dia juga pacaran. Semua seperti berlalu biasa aja. Dia pergi kuliah, aku masih SMA. Pas dia pulang liburan, dia nyempetin mampir dan juga sempat nganterin aku ke sekolah.

Tapi persahabatan kami dirusak oleh perasaan tak berdosa yang dinamakan “Suka”. Aku yang tidak merasa hal yang sama jelas ga bisa menerimanya dengan sepihak. Aku yang salah? Atau dia yang salah? Atau takdir yang salah? Yang jelas ga ada yang bisa disalah-salahin.

Waktu pun berlalu. Dia pacaran lagi dengan orang lain. Ya aku dukung. Tapi dia mulai nyebelin waktu lagi sama pacarnya. Sok sibuk, pikirku. Secara, sewaktu belum punya pacar dia bisa selalu ada saat aku udah ngebet pengen curhat dan nangis bombay. Yahh, aku ngerti dengan segala hormat deh, kalo dia udah punya pacar. Tapi ini berlebihan tau ga. (Cemburu).

Hingga suatu saat dia putus dengan pacarnya. Dan aku mulai berkomunikasi dengannya lagi. Saat semakin dekat lagi, kenapa aku harus kehilangan dia untuk kedua kalinya? Yap, dia memang meminta hal yang sama seperti dulu. Jujur, bukannya aku tidak pernah mempertimbangkannya. Aku sempat kok berpikir untuk mengiyakan. Tapi bukannya dia sendiri yang bilang bahwa tidak bisa menjalin hubungan secara Long Distance? Dan aku juga berpikir begitu. Memangnya aku sanggup mempertahankan hubungan yang jauh, sedangkan hubungan yang dekat aja berulang kali gagal. (Wua rahasia terbongkar). Yahh, aku setengah hati menolak dia. Mungkin ini bukan saat yang tepat, pikirku. Tapi yang dia pikir malah aneh sekali. Dia pikir, aku nolak dia karena dia bukan tipe aku. Hellow, apa kamu melihat ada sayap bidadari di punggungku? Aku juga sama manusia biasa seperti kamu. Atau kamu lihat rembulan di muka ku? (Apa-apaan nih bawa-bawa bulan, besok-besok bawa-bawa bintang deh tuh). Mukaku sama rupanya dengan tanah yang tersiram hujan. Ga rata. (Iyalah ga rata, emangnya mau jadi muka rata. Sumpah aneh kamu Dev).

Endingnya, entah dia sengaja menggunakan alasan “pacar cemburu” jika deket-deket aku, lama-kelamaan kami mulai kehilangan kontak lagi. Soal dia bertamu waktu Idul Fitri dulu, baru saat itu kita bisa berhubungan lagi. Sekarang? Ga usah ditanya. Dia udah lenyap bagai ditelan gua.

Terus di suatu malam dia sms aku:

Miss Yu de,,
;)
Trspesial buat jam 12 lewat 12 tgl 12 2011
Ndk usah d blz,
Ndk usah d bahas,
Cuma pngen ngisi inbox.
:)


What the?

Sms itu seperti membuat macan yang bangun dari peraduannya. Bukan berarti aku terganggu dengan bunyi sms tengah malam itu. Waktu itu aku masih bangun dan ngerjain laporan aku. Yang bikin aku sebel, buat apa dia ngirim sms kayak gitu?

Semarah-marahnya aku, (dengan sifat moody aku) jika aku udah bisa ngelupain marahku. Aku selalu ngajak orang tersebut dan memulai percakapan duluan.

Tapi isi sms kayak gitu pengen ngebuat aku ngeprint kalimat itu pake printerku, terus dibelakangnya aku tulis “Miss Yu Too, TOLOL !!”, lalu ngelemparin sekuat tenaga ke belakang kepalanya dari jarak ratusan ribu kilometer ini.

Waktu kuliah baru ada temanku yang bilang kalo cowok paling ga suka dan terluka jika dia ditolak cewek karena alasan sudah dianggap kakak sendiri. (Ha?). Ya gimana, aku juga baru tau sekarang. Berarti aku selama ini salah gitu ya? Yee, salahin temenku aja deh, kenapa baru ngasih infonya sama aku sekarang. (Hehe, peace my friend).

Well, aku ga pernah ingat pernah bikin puisi yang ada hubungannya dengan dia. Tapi aku ada puisi yang cocok nih. Simaklah.

Mengapa ketika ku menyayangi
Aku tlah tau dari awal
Bahwa ia bukan milikku
Di depan mataku
Ia kubiar berlalu
Padahal di saat itu aku menginginkannya
Walau berat ku ingin berpaling darinya
Harus ku elakkan semua hasrat rindu padanya
Tuk membiarkannya menggapai bahagianya
Dan aku cukup menjadi bayangannya
Tanpa perlu ia menyadari
Bahwa aku
Menangis saat menatapnya.


Anyway, aku nulis ini ga berharap ada balasan apa-apa. Dari dirimu maupun yang lain. Aku juga sangat tidak mengharapkan keretakan hubunganmu dengan dia. Just like what you said. Aku cuma mau Menuhin blog aku. :P

Intinya: lanjutkanlah hidupmu. Aku juga akan melanjutkan hidupku. Jangan sesali waktu yang telah terlewat. Tapi sesalilah jika kamu belum pernah mencicipi persahabatan yang indah.

Sincerely.
^.^

Rabu, 28 Desember 2011

Pemikir atau Pengkhayal?


Hayo pilih yang mana? Ha? Ga ada sama sekali? Bohong. Kalo aku sih dua-duanya. Dasar Rakus. Tapi itulah diriku. Kalo ga lagi mikir ya pasti lagi ngayal atau ngelamun. Segala hal aku lamunkan sendiri. Dan seperti biasa isi kepalaku itu cuma penuh hal-hal keputus-asaan. (Kapan mau berubah nih?). Segala hal disini ya segalanya. Dari hal sepele yang dibikin ribet sampe hal ribet yang dibuat sepele semua pernah menjajah otakku yang sempit ini.

Dari sebuah film bahkan menerangkan bahwa otak yang jarang dipakai maka akan menurunkan kemampuan otak dalam bekerja, terus bisa keserang alzeimer. (Naudzubillah). Disarankan harus sering bermain yang menggunakan otak agar bekerja, Sudoku misalnya. Tapi yang aku lamunkan ga kalah kok sama permainan Sudoku, menurut aku. Soalnya aku bisa memikirkan lebih dari 10 macam masalah dalam otakku, masalahnya tentu masalahku sendiri. Gila, hebatkan aku. Yahh, imbasnya sama kalo kita main game tapi ga bisa naik ke next level. Otakku juga gitu. Kalo aku belum mendapatkan atau diberi pemecahan masalah ya otakku akan menjerit dan jika otak sudah menjerit waspada sindrom yang kuberi nama sindrom S. (Bukan dari kata Sinting yey). Gejala dari sindrom S ini adalah: stage 1, bicara mulai melantur jauh sampai setinggi langit. Stage 2, diam mendadak, hal ini terjadi sangat tiba-tiba sampai jangkrik aja ga jadi bunyi. (Lebay, Lebaaay). Pada stage 2 akan terjadi efek samping yang keluar, yaitu tibul aura yang bikin bulu kuduk meremang, auranya seperti memasang palang “STOP:maju satu langkah,lu mati tanpa jadi mayat” (Nah loh) disekelilingnya. Stage 3 itu adalah puncaknya, otak akan mati mendadak dan akan mengeluarkan jeritan kenceng dan terjadilah pertunjukan drama queen. Hehe, bercanda.

Oh ya, dari dulu mamaku aja suka ejek-ejek aku suka ngayal. Lha gimana ga. Aku kalo lagi ngayal ketahuan banget. Soalnya bentuk mukaku jadi ga ada bagus-bagusnya. Haha. Pernah disuatu kejadian aku dan adikku masih kecil. Kami asyik bermain, tiba-tiba mamaku terpeleset di tangga. (Perhatian: tangga hanya 3 biji). Secara otomatis adikku turun ke bawah dan nolongin mamaku. Terus aku? Sibuk mikir. Ya Allah, mama kenapa jatuh? Apa salah mama? Kenapa ga aku aja yang jatuh?. Terus mamaku bilang “Epi ini liat mamanya jatuh bukannya ditolongin malah ngelamun”. Gubrakk. Aku seperti jatuh dari kasur yang tinggi. Lagian ngapain coba aku malah sibuk mengkhayal waktu mama kita sendiri kesakitan. Dasar Aneh.

Antara pemikir dan pengkhayal menurut aku cuma beda tipis. Awalnya kamu pasti akan memikirkan suatu hal, tetapi kerja otakmu ga akan berhenti sampai disitu saja. Otak dianugerahi agar bisa mengembangkan sebuah ingatan, maka itu timbul lah khayalan. Ada yang salah dengan menjadi seorang pemikir atau pengkhayal? (Jelas salah kalo kasusnya sama kayak aku vs mamaku itu). Menurut aku tidak salah. Banyak kok seorang ahli dan penemu juga kerjanya hanya berkhayal.

Soal apa yang paling sering aku pikirkan? Aku paling sering bertanya tentang kemampuan atau kualifikasi yang aku punya. Sampai sekarang aku belum berhasil mengeksplor yang satu itu. Ga mungkinkan aku bercuap-cuap bahwa kelebihanku adalah mengkhayal? Aku pernah memenangkan beberapa lomba mengarang waktu SD. Apa aku berbakat menulis? Tidak juga. Aku aja ga tau kenapa aku yang dipilih mewakili sekolah waktu itu. Pertanyaan yang sampe sekarang jadi misteri buat aku. Hihi.

Aku melakukan banyak hal menggunakan panca inderaku. Aku bisa menulis laporanku (dengan tangan) sambil menonton tv (dengan mata), mendengarkan mp3 dengan headset dari laptopku (dengan telinga) dan bahkan aku ikut bernyanyi sesuai lagunya (dengan mulut). Hebat kan? Haha. Waktu aku belajar menjelang ujian, mp3 tetap harus nyala, soalnya ga enak banget waktu otakmu tiba-tiba kosong melarikan diri dari ilmu eksak terus tak ada suara musik yang masuk telinga. Dulu semester 1 malah tv yang harus nyala (tidak untuk ditiru), alhasil aku ngulang beberapa mata kuliah. (Uang melayang percuma).

Selain hal-hal itu aku paling suka berkhayal jika diriku bukan aku. Lebih sering sih aku berkhayal kalo aku nih seorang selebritis, superstar gitu deh. Catat: aku ga pernah punya keinginan jadi selebritis. Tapi aku ya suka aja ngayal jadi selebritis. Haha.

Kadang aku berpikir sih. Bahwa hanya memikirkan saja tanpa ada tindakan itu hal yang sia-sia. Hanya mengkhayal dan menunggu rejeki khayalan itu jatuh ke kita itu bodoh. Terus jika sudah terhantam oleh kenyataan yang sebenarnya, ya seperti didorong jatuh dari surge menuju ke neraka.

Dalam sebuah film dokumenter tentang Musa. Filmnya sih dibuat oleh bangsa barat, jadi ada detail-detail yang sebenarnya tidak seperti yang umat islam meyakininya misalnya ada pengisi suara Voice of God. Hellow, Allah Yang Maha Segalanya tidak berbicara dalam sura laki-laki seperti itu. Please deh. Yahh pokoknya ada di salah satu adegan itu Musa bercerita. (Kalo ga salah ingat ya kalimatnya)

“Kala itu ada seorang yang tunduk pasrah pada Tuhan. Dia berkata Tuhan akan membuka jalan bagi siapapun umatnya. Namun tiba-tiba ada banjir yang datang ke daerahnya. Datang seseorang memperingatkannya untuk mengungsi. Tapi dia cuma berkata “Tidak, aku akan menunggu pertolongan dari Tuhan. Tuhan akan membuka jalan bagi umatnya”. Lalu air sudah naik hingga ke pinggang, kemudian ada seseorang yang menaiki unta datang padanya mengajaknya naik bersama dan pergi dari tempat itu. Tapi dia menolak dan mengatakan hal yang sama. Air akhirnya naik sampai atap rumah, ketika itu datang seseorang menggunakan perahu dan mengajaknya naik ke perahunya. Dia pun tetap menolak sama kerasnya. Akhirnya dia mati tenggelam. Saat di alam yang berbeda, dia bertemu Tuhan dan marah kepadanya. “Tuhan mengapa engkau tidak mau memberi pertolongan buatku? Padahal engkau telah berjanji”. Lalu Tuhan menjawab “Aku telah mengutus sang pejalan kaki, seseorang dengan unta, dan seseorang dengan perahu untuk menyelamatkanmu. Lalu apa lagi yang kau tunggu?”.”

Intinya: mimpi dan khayalan itu memang menyenangkan. Tetapi jika semakin tinggi mimpi itu akan semakin sakit bila terjatuh. Mimpi itu akan lebih istimewa jika dibarengi dengan usaha dan tindakan.

Sincerely.
^.^

Moody


Salah jika kalian menganggap aku akan membahas salah satu peran di Harry Potter. (Mad Eye Moody maksud aku). Aku cuma mau mengungkapkan hal kecil dari sifat aku. Walaupun dari hal kecil itu sering berdampak besar. Contohnya saja my ex boyfriend sampe men-judge aku “kekanakkan”. Ya itu semua pasti berawal dari satu sifatku yang tidak bisa kuubah itu.

Ungkapan “panas-panas tahi ayam” mungkin lebih tepat menggambarkan sifatku yang satu itu. Eits, jangan langsung jorok sampe muntah-muntah gitu donk. Aku sendiri ga suka kejorokan, biarpun kadang-kadang aku sendiri jorok. Balik ke ungkapan tadi, yap, tepat untukku. Lebih tepat lagi jika “tahi yang sudah dingin itu kembali dierami sama induk ayam”. Ihh, jorok lagi deh aku.

Dari ungkapan itu menggambarkan betapa perasaanku mudah berpindah-pindah ke lain perasaan dan bahkan bisa juga balik ke perasaan paling awal lagi lalu pindah lagi ke perasaan lain lagi. Hust, jangan mikirnya perasaan yang kumaksud itu perasaan yang berhubungan dengan lawan jenis. Perasaan yang kumaksud disini itu lebih tepatnya ke emosi diriku dan hal-hal yang aku sukai atau aku tidak sukai.

Aku seperti pribadi yang tidak punya kepribadian. Tersiksa rasanya kadang-kadang. Disaat orang lain tahu apa yang mereka suka tapi aku ga tau. Aku suka semua dengan rata. Aku suka warna pink, aku juga suka ungu, putih, kuning, hijau, merah, hitam, biru, cokelat. (Sebutin terus semua). Aku juga suka music rock, pop, jass, mellow, slow rock, dangdut (kalo yang ini tergantung ya), sampe lagu seriosa yang melengking aku suka. Aku suka pantai, suka pegunungan, suka air terjun, dan semua pemandangan alam lain. Soal actor/aktris, band/boyband/girlband? Sama aja menurut aku semua. Aku suka lagu-lagu mereka, aku suka mereka. Tapi aku kadang bisa ga suka mereka juga.

Yang paling sulit ketika menjadi orang dengan sifat seperti ini adalah aku ga bisa mengontrol emosiku. Emosi itu bisa dengan gampang bergulir kayak bola digelindingkan. Kadang aku sebel, kadang aku konyol. Kadang aku marah, kadang aku cekikikan. Kadang aku nangis, kadang aku sewot. Dan hal-hal itu bisa terjadi dalam jarak waktu yang pendek. Aku bisa seharian penuh bercandaan sama temanku, tapi aku bisa juga seharian penuh cemberut dan mengacuhkan temanku.

Untuk urusan pacaran ya juga sama. Kadang aku pengen punya pacar. Kadang aku malah merasa ga penting punya pacar. Trus misalnya waktu pacaran, kadang aku mau dia deket aku, tapi kadang aku mau dia jauh-jauh dari aku. Haha. Gara-gara sikap aku ga jelas gitu, ga pernah deh langgeng hubunganku. Guru kesenianku waktu SMA pernah “melihat” kepribadianku lewat guratan pensilku, dia bilang bahwa jika pun aku sudah memiliki yang baru tetapi aku tidak juga bisa melupakan yang lama. (Maksudnya? Aku plin-plan gitu?). Tapi ya gara-gara pikiranku yang dangkal ya aku hubungkan aja dengan urusan asmara. (Cie, devita ngomong asmara). Yaa, ya emang sih ada benernya juga. Tapi kadang ga juga kok. Tapi mungkin kebanyakan iya sih. (Jadi?)

Soal makanan. Aku suka yang panas/anget, aku juga suka yang dingin. (Tak mengenal kondisi loh). Bahkan kadang urusan makan aja bisa buat aku bingung setengah mati. Sampe yang terjadi aku dan temanku bengong di pinggir jalan ga tau mau masuk tempat makan yang mana. Makanya kebanyakan aku cuma bisa bilang “Aku ikut kamu aja maunya kemana”. Sebab, kalo mau nunggu mauku apa, kita berdua bisa berjam-jam ada dipinggir jalan itu dengan kondisi mengenaskan. (Kelaparan dan dikira peminta-minta). Ga hanya itu, terkadang aku bisa memikirkan makanan sampai lebih dari lima jenis waktu jam kuliah hampir habis. (Maksudnya habis itu kan pulang lalu bisa beli makan). Dan aku ga bisa memutuskan mana yang paling aku pengen jadi santapan siangku. Akhirnya karena lama milih-milih malah aku tidak dapat satupun dari yang aku mau. Yaudah daripada perut keroncongan, terus aku jadi mayat dijalanan. Hehee.

Soal prinsip. Aku bisa sewaktu-waktu tidak mau melakukan suatu hal. Aku keras kepala. Tapi aku malah terkadang adalah orang gampang dibujuk, apalagi kalo aku sudah merasa kasihan sama orang itu. (Weh kalo ngomongin ini jadi keingat masa kelam aku).

Weh, sudah lah. It’s time to poems. Eh, aku ga pernah ngaku ya kalo aku bisa buat puisi. Ini curhatan putus asa yang didramatisir doing kalo bagi orang lain. Well, apa pun itu aku ga punya niat jelek kok. Oh ya aku mau peringatin lagi ya kalo tiap aku posting puisi ga selalu nyambung dengan apa yang aku bahas di atas. Tar kalian jadi misuh-misuh sama aku karena aku ga nyambung. Okay, simaklah.

Seperti langit yang menumpahkan airnya
Begitu pula hatiku dikala ini
Ketika langit memuntahkan halilintarnya
Begitu pula kini ku sesali
Kala langit mengeluarkan gemuruh dahsyatnya
Begitu pula hatiku yang ingin menjerit
Ketika alur hidup mulai menampakkan kedatarannya
Aku mulai bertanya
Apa arti hidup ini
Mengapa aku di tengah semua ini?


Haha. Kasihan banget sih yang baca puisi aku. Sakit mungkin matanya abis ini. Tapi tar beli obatnya di aku aja ya. Aku kan apoteker yang handal. (Amin). Tapi ga pake diskon apa lagi ngutang, enak aje. Hehe.

Intinya: tentu saja moody itu tidak sepenuhnya salah. Tetapi juga tidak dibenarkan. Jadi tergantung anggapan orang saja bagaimana menyikapi dirimu yang dianugerahi sikap plin-plan itu. Aku sih berharap bisa dapat orang yang seperti itu kelak.

Sincerely.
^.^

Selasa, 27 Desember 2011

Blog Gue


Perkenalkanlah, hai dunia maya. Persiapkan dirimu akan kedatangan tamu terhormat yang cantik, imut, menawan, rupawan. Dasar pemimpi. Yah pokoknya salam kenal deh. Ini blog aku tulis dengan sembarangan aja. Selepas aku kehilangan diary yang kutulis di laptopku, aku menemukan inspirasi baru dengan menulis di blog.

Awalnya aku buat blog ini bukan mau curhat-curhatan seperti kebanyakan para bloggers yang lain. Niatnya cuma pengen jadiin blog ini kumpulan blog-blog orang, aku mau menampilkan kembali karya-karya unik orang lain. (Yang menurutku unik saja). Udah banyak blog yang berhasil aku kumpulkan. Sumpah, aku kurang kerjaan banget waktu itu. Well itu masa SMA, jangan tanya kalo masa kuliah ini, di masa kuliah tuh libur satu hari adalah anugerah terindah yang diberikan fakultas, aku bisa sampe sujud syukur makan kasur lah pokoknya.

Anyway, setelah cukup lama ngumpulin blog-blog orang aku malah malas menggubris blogku sendiri. Dasar pemalas. Lalu terbengkalailah blog ini. Bulan demi bulan berlalu, aku sampe lupa password apa yang kugunakan. Yahh, setelah lama dengan proses ini itu. Aku mendapatkan blogku kembali. Ternyata sama tak ubahnya dengan blogku sewaktu dulu. Usang, Berdebu. Tak apalah.

Fakta menarik yang ku ambil dari blogku yang Katro ini adalah:
1.Aku ga perlu repot-repot publikasikan ke salah satu grup di fb yang aku ikuti karena aku jelas akan malu. Because, ini adalah blog terjelek yang pernah ada. Blog-blog yang lain jauh lebih modis, kosmopolitan, dan unik daripada blog aku. (Pasrah menjadi orang ga gaul)
2.Aku sama sekali ga ngerti pengaturan yang ada di blog ini. Dasar Lemot. Untung-untung tulisanku bisa kelihatan di blog ini. Pokoknya jangan tanya kenapa blog ini begitu sepi pengunjung deh.
3.Aku selalu men-“taut”-kan blog aku ni di dinding fb ku. Bukan untuk promosi atau cari perhatian. Eh, tapi ada sedikit sih cari perhatian. Faktanya adalah aku ga pernah takut soal diriku yang blak-blakan di blog ini. Because, siapa yang mau baca. Aku aja ogah kalo disuruh baca blog orang yang ga mutu. Puncaknya paling aku dapat “like” dari teman-teman di fb-ku tanpa mereka tau apa sebenarnya yang aku tulis disini. Aku curiganya malah ga dibuka sama sekali. What ever lah.

Well, bukan devita namanya kalo ga pake kata-kata mendayu-dayu, mengharu biru, pendramatisasi, seperti orang putus asa ditinggal kucingnya mati. Aku mau ngasih liat puisiku yang aku tulis waktu aku SMA dulu. Aku ga ingat kelas berapa karena setiap aku tiba-tiba kerasukan putri drama queen-ku, aku ga pernah peduli tanggal berapa aku nulis puisi itu. Bisa di tengah malam buta, bener-bener buta karena cuma pake penerangan lampu hp, atau bisa sambil lagi nangis bombay di siang bolog. (Kuntilanak kale yang bolong). Well, simaklah.

Dengarkanlah deru angin itu
Menghempas tembok-tembok bebatuan
Seperti ombak menderu
Membuncah dilapisi buih putih
Berdebur di atas batu karang
Beribu pohon bergoyang
Laksana dihempas tiupan raksasa
Hujan pun ikut menyemarakkan
Tetesan-tetesan lembut menghapus jejak berdebu
Angin bersuka cita
Seakan ini pesta baginya
Namun di sini ku terbaring
Di antara riak-riak selimut
Hanya mampu berdoa
Kapan ini berakhir?

Yahh, jelas saat aku nulis itu waktu malam yang banyak hujan dan anginnya. Sebenarnya dari tadi aku nulis tuh bingung sendiri. Tadi kan awalnya cuma mau cuap-cuap soal blog baruku. Yahh kalian harus terbiasa dengan gaya nulisku yang ga karuan deh yang sama seperti sifatku yang asal-asalan.
Intinya: kalo kamu punya blog yang sama kayak aku. (Maksudnya yang baru mulai ngeblog juga). Jangan takut deh dicaci orang. Sebab dengan media ini mungkin kita bisa lebih banyak belajar dan mengeksplorasi diri kita lebih lanjut.

Sincerely.
^.^

Surat Cinta


Surat cinta? Well, itu adalah pertanyaan bodohku sewaktu SD. Bagaimana mungkin ada cinta di dalam surat? Pikiranku begitu polos dan lugu. Aku cuma bisa ingat sedikit saja kenangan waktu aku masih duduk di bangku SD. Ya, mungkin juga karena aku tidak pernah menciptakan memori yang berkesan pada saat itu. Yang ku ingat dulu aku hanya anak kuper yang cuma dapat duduk di pinggir lapangan menyaksikan teman-temanku bermain dan menolak diajak bergabung. Sangat melelahkan, pikirku ketika itu, dan melihat betapa curangnya mereka main. I hate this. Tapi malah sekarang aku menyesal tidak pernah menggubris ajakan itu. Never mind, bukan itu yang pengen aku bahas.

Back to Surat Cinta. Aku agak lupa-lupa ingat pernah atau tidak aku disuruh membuatnya ketika SMP. Yasudah, tinggalin aja yang tidak penting. Lanjut ke SMA. Aku masuk ke SMA yang aku inginkan, tentu saja. Masa orientasi yang aku lalui cukup mudah. Aku bukan tipe orang yang punya tampang dijahatin sama kakak kelas sewaktu MOS. Jadi aku tenang-tenang saja.

Terus pada suatu hari tiba saatnya diumumkan untuk harus membuat surat cinta. Gila apaan tuh?, Pikirku. Aku tak mau dibuat pusing sama persoalan sepele kayak gitu. Buat apa menguras otak cuma membuat selembar kertas yang tidak dinilai atau diraportkan. Malamnya tanpa mempersiapkan apapun aku santai saja membaca majalahku. Di sana ada banyak puisi, ya langsung aja terbesit dipikiranku untuk pakai puisi itu buat menulis surat cinta. Dasar stupid girl, aku hanya memakai kertas dari sobekan tengah buku untuk menulis puisi-puisi yang ku contek dari majalah itu.

Keesokan harinya di kelas, aku tetap tenang dengan sikap acuh. Teman -teman kelasku mulai berdatangan dan sibuk membicarakan tugas hari itu. Mereka pada ngeluarin kertas warna-warni , kebanyakan sih warna pink dan merah gitu. Setelah ku intip-intip ternyata itu surat cinta, wah betapa bagusnya. (Aku juga pengen >.<). Tapi, what the??? Aku baru sadar betapa bodohnya aku. Aku melirik ke arah suratku sendiri. Sial. Ga ada waktu lagi buat perbaiki. Bikin malu, pikirku. Yahh, jangan salahin aku. Mana aku tau surat cinta harus pake kertas bagus-bagus gitu. Bila perlu disemprotin parfum J-Lo sekalian, atau Paris Hilton. Lebih bĂȘte lagi, aku lihat teman cowok nulis lebih dari dua surat cinta. Gila, playboy banget. Dia ngomong apa gitu yang cuma bisa buat aku berpikir, dasar sombong. (Ternyata kata-kata itu berakhir karma, aku malah jadian sama dia di tahun berikutnya, -.-“).

Well, akhirnya aku ngumpulin juga surat (lebih tepatnya seonggok kertas) itu ke kakak kelas. Ga usah aku sebutin buat kakak yang mana, hehe. Waktu ngumpulin surat itu aku sudah punya firasat ga nyaman. Yahh, pokoknya waktu berlalu singkat. Surat-surat itu dibaca-baca oleh kakak-kakak kelas. And then, saat liat suratku. Kakak itu cuma liat sebentar (ga ada satu 10 detik) lalu berlanjut ke surat berikutnya. Pasrah, merasa feeling ku benar, kayaknya surat itu akan mendarat di tong sampah lebih cepat dari surat yang lainnya. Tapi dari situ aku mulai suka dengan surat cinta. Hingga suatu ketika aku punya pacar aku nyuruh dia buat bikin surat cinta untuk aku. Haha, itu kuno, dia juga kaget dengernya. So what, aku senang aja dengan hal yang romantis, yang bisa buat aku melayang gitu deh. I think it’s a fantastic media.

Lanjut ke kuliah, seperti momen yang terulang kembali. Kakak tingkat menyuruh untuk membuat surat cinta. (Again?). Yah tak apalah, kali ini aku membuatnya dengan benar. Tapi tetap saja kayaknya tidak sampai pada tujuan yang kumaksud. Setidaknya ga berakhir di tong sampah secara tragis seperti dulu. Well, aku ga sempat foto hasil karyaku waktu itu. (Who care?). Tapi aku masih nyimpan catatan kasar tentang kalimat yang aku tulis. Simaklah.

Teruntuk dirimu yang selalu ada dihatiku,
Dari semua waktu yang telah aku habiskan untuk mengenangmu kusampaikan isi hatiku bersama goresan kata-kata ini.
Mungkin aku bukan seorang penyair yang mampu membuat hatimu tersanjung dengan kata-kataku.
Aku bukanlah orang yang sempurna bila disandingkan dengan dirimu.
Dan aku hanya akan bermimpi untuk dapat berada di sampingmu.
Sedari awal perjumpaan kita berdua, tak ku rasakan sedikit getaran apa pun di hatiku.
Pribadimu yang hampir sempurna membuatku selalu bahagia dapat menjadi orang yang dekat denganmu.
Namun aku tidak pernah mengetahui kapan rasa itu mulai tumbuh di relung sukmaku.
Aku menjadi amat bingung terhadap diriku sendiri.
Aku tak akan bisa menjadi apa adanya lagi di hadapanmu sebab aku tidak tahan ketika menyadari apa yang terjadi padaku.
Aku tak ingin kamu menghindariku untuk selamanya, karena aku telah mengungkapkan rasa ini.
Maka bersama dengan surat ini aku juga akan menghilang dari kehidupanmu.
Aku tidak pernah menginginkan perpisahan ini, namun inilah langkah yang harus ku tempuh.
Bersama surat ini pula telah kutitipkan hati dan cintaku padamu.
Akan kau simpan dalam genggamanmu atau hanya berakhir sebagai sampah, itu adalah pilihanmu.
Namun itu semua tidak akan merubah rasa cintaku padamu.
Untuk cintaku yang teramat dalam..
Aku harap kamu dapat memaafkanku.


Well, setelah aku baca ulang waktu aku ketik ini. Aku berpikir dua, salah, tiga kata tentang isi surat itu. Aneh. Bodoh. Ga Jelas. Eh, maaf. Itu empat kata ya?
Coba pikir, itu surat cinta buat kakak tingkat. Tapi isinya kok kayak patah hati karena cinta sepihak oleh teman yang udah lama dikenal? Yah, kesimpulanku adalah. Aku ga bisa nulis surat cinta dengan tepat. Mugkin ada banyak faktor yang terlibat waktu proses pengerjaannya sih. Seperti salah satunya ada mamaku disampingku yang sekamar di kos aku karena nemenin aku selama ospek. Gimana coba caranya bisa konsentrasi nulis surat cinta di saat mama sendiri ngebaca hasil persemedian dari perasaanmu. Sumpah, ga enak banget. Yasudah, akhirnya waktu dapat ide dan ada emosi cinta SMA dulu yang masih melekat aku nulis surat cintaku ya kayak gitu. Itu udah cukup dramatis bagi aku. (Lebih tepatnya putus asa sih).

Intinya: aku suka banget ada yang nulis surat cinta buat aku, terserah mau dibilang norak atau apa. Tapi aku ga suka nulis surat cinta buat orang. Sebab dari kata-kata itu aku bisa meresapi dalam-dalam dan sangat tau isi hatinya karena terkadang tingkah seorang laki-laki itu sangat susah ditebak.

Sincerely.
^.^